Sebulan setelah kematian Marlyn
Monroe yang diduga bunuh diri dengan meminum obat-obatan hingga
overdosis, kurang lebih 200 orang mengikuti langkahnya ke alam baka
dengan cara yang sama : bunuh diri atau istilah lainnya adalah "copycat
suicide" (bunuh diri yang dilatarbelakangi ingin meniru kasus bunuh diri
sebelumnya). Namun, siapa mengira bahwa salah satu kasus copycat suicide terbesar dilatarbelakangi oleh bunuh dirinya seorang tokoh dalam NOVEL yang bernama Werther dalam novel The Sorrow of Young Werther karya Johann Wolfgang von Goethe.
Kesedihan Pemuda Werther
The Sorrow of Young Werther adalah buku novel yang berisi kumpulan
surat-strat Werther. Werther sendiri adalah seorang seniman muda yang
temperamen namun cerdas dan suka merenung. Dalam surat-suratnya, ia
mengisahkan tentang kehidupannya tinggal di Wahlheim. Disanalah dia
bertemu gadis muda yang menarik hatinya, Charlotte dan ia pun jatuh hati
padanya.
Tapi pemuda bernama Werther ini rupanya memegang prinsip sebelum janur
kuning melengkung. Sekalipun Charlotte sudah bertunangan dengan Albert
yang 11 tahun lebih tua, Werther tetap mencintai Charlotte. Charlotte
yang baik hati dan pengertian, rupanya tahu bahwa Werther memiliki rasa.
Gadis itu, mungkin seperti gadis lainnya yang kerap kita temui di
kehidupan sehari-hari, menawarkan penawaran yang intinya seperti ini,
"Werther, bagaimana jika berteman baik saja?"
"Berteman? Well, fine. Fine. I'm fine!"
(pura-pura tegar tapi jleb)
Beberapa bulan setelah pernyataan itu, Werther, Charlotte dan Albert
lantas berteman. Tentu pasangan tunangan itu bisa berteman dengan pemuda
tersebut, tapi Werther yang hanya berusaha sekuat hati menyembunyikan
cinta, hatinya tentu begitu terluka. Ibarat kayu yang terpaku, pakunya
masih meninggalkan lubang sekalipun paku sudah terbuang.
Cinta terpendam mana yang tidak menyakitkan. Karena sakit hati yang
semakin lama semakin besar, ia memutuskan pergi kesebuah tempat yang
bernama Weimar.
Karena suatu sebab, Werther lantas kembali ke Wahlheim. Disana lah,
segalanya menjadi terasa sulit bagi Werther. Segalanya yang ada disana
semakin membuat dirinya tersaikiti. Karena gadis yang ia cintai sudah
mengingkat janji dengan Albert yang menjadi pendamping hidupnya.
Pernahkah kalian berkhayal bisa mendapatkan seseorang yang kalian
sayangi, tapi begitu sadar itu hanya khayalan, kalian akan dihadapkan
pada kenyataan yang menyakitkan : "Dia nggak membalas cintaku."
Well, seperti itu lah yang dirasakan pemuda Werther. Setiap hari
tersakiti karena cinta yang tak terbalas. Karena Charlotte tidak
membalas, dan karena janur kuning sudah melengkung.
Charlotte kemudian berkata padanya bahwa Werther sebaiknya tidak setiap
hari mengujunginya, karena itu akan membuat hati Werther semakin
tercabik.
"Oke," kata Werther pada Charlotte, "Kamu mungkin benar aku akan
tersakiti. Terlebih aku tidak bisa merebut hatimu, dan kau juga tidak
membalas cintaku. Tapi aku harap kamu menerima kunjunganku yang terakhir
kalinya untukmu. Setelah itu, selamanya kita berpisah..."
Itu hanya narasi saya, pembaca, bukan teks aslinya. Karena sumbernya
hanya mengatakan bahwa Werther menemui Charlotte untuk terakhir kalinya.
Pertemuan terakhir dua orang tersebut diceritakan begitu emosional
karena Werther sempat membacakan bagian dari puisi yang bertemakan Ossian didepan Charlotte.
Rasa sakit yang tak tertahankan membuat Werther harus mengambil pilihan :
Charlotte, Albert, atau dirinya yang harus mati untuk mengakhiri
penderitaanya. Karena dia tidak ingin dianggap sebagai pembunuh, dan
mungkin karena dia sendiri tak tega harus membunuh Charlotte, maka dia
memutuskan untuk menembakkan pistol di kepalanya. Dua belas jam berlalu
sejak ia memlih mengakhiri hidup dengan bunuh diri. Tubuhnya lantas
dimakamkan di pohon Iinden (spesies dari genus Tillia) tanpa dihadiri
pendetanya, tanpa dihadiri Albert, bahkan tanpa dihadiri orang yang
paling dicintainya, Charlotte.
Kasus Copycat Suicide Paling Aneh
The Sorrow of Young Werther tersebut diterbitkan pertamakali pada tahun
1774 dan memiliki banyak penggemar di daratan Eropa. Sejak
diluncurkannya novel tersebut, para pemuda banyak yang meniru gaya
berpakaian Werther, yaitu jaket biru panjang, celana panjang kuning dan
baju berkerah terbuka.
Begitu populernya novel ini diantara kalangan galauers Eropa pada masa itu, bahkan hampir (kalau saya nggak salah ingat) ada 2000 pemuda galau Eropa melakukan bunuh diri dengan cara yang sama seperti apa yang Werther lakukan untuk mengakhiri hidupnya: Menembakkan pistol dikepala, ketika cinta sudah kandas didepan mata. Hingga pada tahun 1974, David Philips, peneliti yang meneliti kasus bunuh diri imitasi (copycat suicide) menamakan fenomena bunuh diri tersebut dengan sebutan Werther Effect.
Bahkan, para pelaku bunuh diri pengidap Werther Syndrom, kerap kali
berpakaian yang sama persis seperti yang Werther kenakan dalam novelnya.
Atau sang pelaku bunuh diri tersebut meletakkan bab novel yang
menceritakan bagaimana Werther mengakhiri hidupnya. Inilah alasan saya
menjuluki kasus bunuh diri imitasi ini sebagai kasus bunuh diri paling
aneh dan paling mengerikan yang pernah saya tahu. Bayangkan saja,
Werther HANYALAH tokoh dalam NOVEL yang FIKTIF, bagaimana bisa ada
begitu banyak orang galau yang menyukai dirinya dan berpakaian sama
seperti dirinya sebelum akhirnya menembakkan pistol di kepalanya.
Karena mass copycat suicide yang begitu besar, maka banyak negara-negara di Eropa yang melarang buku itu untuk diterbitkan lagi.
Hingga saat ini, kasus copycat suicide yang meniru bunuh diri yang
dilakukan oleh idola pelaku bunuh diri juga dimasukkan dalam label
Werther Effect atau Werther Syndrom, seperti halnya yang dilakukan
mendiang Marlyn Monroe yang disusul kasus unuh diri 200 orang
penggemarnya. Demikian juga artis-artis maupun penyanyi lainnya.
Dalam kasus bunuh diri menurut David Phillips, media harus berhati-hati
dalam menyiarkan kasus bunuh diri. Karena remaja yang belum tahu banyak
mana salah dan benar, rentan untuk meniru dari seseorang yang pertama
kali melakukan sesuatu.
Saya sependapat dengan beliau. Dan mungkin ini adalah postingan saya
yang pertama, dimana saya ingin mengutarakan kepada para pembaca blog
saya khususnya yang masih remaja tentang unek-unek saya kepada mereka
yang putus asa menjalani hidup.
Tolong bukalah mata kalian lebih lebar. Dunia tidak sebatas nyali yang
berani. Tidak sebatas pula malam yang bebas tak berbatas. Tapi lebih
dari itu. Indahnya lebih dari yang kalian tahu di usia kalian yang muda,
tapi kerasnya juga lebih dari yang kalian rasakan ketika kalian merasa
hanya dengan pukulan lawan bisa dijatuhkan.
Bunuh diri bukanlah jalan yang terbaik, karena itu hanya membawa
penyelasan yang dalam. Karena jika kalian ingin mengakhiri masalah
dengan bunuh diri, kalian akan tahu bahwa yang namanya mati pasti tidak
akan bisa kembali kecuali adanya keajaiban. Dan yang namanya keajaiban
tidak sering terjadi. Jelas, siapapun yang mati dengan cara bunuh diri,
sesungguhnya menyerah dengan keadaan. Dan keadaan itu sesungguhnya
haruslah kita yang mengatur dan bukan sebaliknya.
Kata-kata saya tadi hanyalah basic dari basic-basic hidup yang lainnya,
yang saya dapatkan dari mereka yang menceritakan kisah hidupnya dan
survive untuk hidup mereka sendiri.
So, mulai sekarang, jangan berpikir untuk menyerah. Jangan berpikir semuanya salah.
No comments:
:)) :)] ;)) ;;) :D ;) :p :(( :) :( :X =(( :-o :-/ :-* :| 8-} ~x( :-t b-( :-L x( =))
Post a Comment
Silahkan berkomentar pakek hati nurani dan tidak mengandunk SARA,SEX, Politik